Puasa bukanlah
hanya menahan lapar dan dahaga saja. Namun puasa hendaknya menahan diri dari
perbuatan yang diharamkan dan sia-sia. Jika tidak demikian, puasa seseorang
tidak ada nilanya. Yang didapati bisa jadi hanya lapar dan dahaga saja. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Betapa banyak orang
yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebur melainkan
hanya rasa lapar dan dahaga saja.” (HR. Ahmad 2: 373)
Berikut adalah
amalan yang sudah sepatutnya dihindari oleh setiap orang yang menjalankan
puasa.
1.
Berkata
Dusta
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah
mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan dahaga yang ia
tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
As Suyuthi mengatakan, “Yang dilarang dalam hadits ini adalah az zuur
yaitu dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan maksud “mengamalkannya” adalah
melakukan perbuatan keji dan setiap apa yang Allah larang yang merupakan
konsekuensi dari berkata dusta.” [Syarh Sunan Ibni Majah, 1: 121]
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Perbuatan yang
disebutkan dalam hadits ini, itulah yang mengurangi pahala puasa seseorang.”
Al Baydowi rahimahullah mengatakan,
“Ibadah puasa bukanlah hanya menahan diri dari lapar dan dahaga saja. Bahkan
seseorang yang menjalankan puasa hendaklah mengekang berbagai syahwat dan
mengajak jiwa pada kebaikan. Jika tidak demikian, sungguh Allah tidak akan melihat
amalannya, dalam artian tidak akan menerimanya.” Fathul Bari, 4: 117
2.
Berkata Sia
sia dan Kotor
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa
adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan kata-kata kotor. Apabila
ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku
sedang puasa, aku sedang puasa.”” (HR. Ibnu Khuzaimah 3: 242)
3.
Maksiat
secara umum
Perhatikanlah petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rajab Al Hambali
berikut, “Ketahuilah bahwa amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala
dengan meninggalkan syahwat tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan
diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang dilarang yaitu Dusta,
perbuatan Zholim, permusuhan diantara manusia dalam masalah darah, harta dan
kehormatan.”
Sejelek jelek puasa adalah yang hanya menahan lapar dan haus saja,
sedangkan maksiat di bulan Ramadhan pun masih terus berjalan. Sebagian Salaf
mengatakan, “Tingkatan puasa yang paling
rendah adalah hanya meninggalakn minum dan makan saja.”
APAKAH MAKSIAT MEMBATALKAN PUASA?
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Mendekatkan diri
pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan perkara yang asalnya mubah tidaklah sempurna
sampai seseorang meninggalkan keharaman. Barangsiapa yang melakukan yang haram
disertai mendekatkan diri pada Allah
dengan meninggalkan yang mubah, maka ini sama halnya dengan orang yang
meninggalkan yang wajib lalu beralih mengerjakan yang sunnah. Walaupun puasa
orang yang bermaksiat tetap dianggap sah dan tidak diperintahkan mengqodho’
puasanya menurut pendapat jumhur (mayoritas ulama). Alasannya karena amalan itu
batal disebabkan sebab khusus (makan, minum, jima’) dan tidaklah batal jika
melakukan perbuatan yang dilarang yang bukan karena sebab khusus. Inilah
pendapat mayoritas ulama.
Sumber: Kitab "Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar